OVERWIEW BUKU
Buku Optimis Rasional diterjemahkan secara letterlijk dari buku The Rational Optimist: How Prosperity Evolves karya Matt Ridley. Versi bahasa Inggrisnya pertama kali diterbitkan pada tahun 2010. 10 tahun kemudian, tepatnya tahun 2020, buku setebal 434 ini diterjemahkan sangat baik ke dalam Bahasa Indonesia oleh Zia Anshor dan diterbitkan oleh Penerbit Gramedia. Buku berkategori Social Sciences ini dijual dengan harga Rp. 128.000. Selain versi cetak, buku ini juga tersedia dalam format digital dengan ISBN: 978-602-06-4726-5.
Buku ini terdiri dari 11 bab utama dengan 1 tambahan bab pembuka atau prakata oleh penulisnya. Di bagian akhir dari buku ini penulis melampirkan catatan-catatan dan daftar referensi yang dapat diacu lebih lanjut. Dalam buku ini penulis menggabungkan data dan fakta dengan kisah-kisah sejarah yang menarik, membuat buku ini dapat dinikmati oleh pembaca yang tidak memiliki latar belakang sains yang kuat.
Penulis menerangkan bahwa secara umum buku ini mengulas perubahan-perubahan pesat yang berkesinambungan dan terus-menerus yang dialami masyarakat manusia, yang mana hal itu tidak terjadi pada hewan. Jika pada empat buku sebelumnya Penulis mengurai betapa manusia sangat mirip dengan hewan, maka di buku ini ia menguraikan fakta sebaliknya, bahwa manusia sangat berbeda dengan hewan apa pun juga.
TENTANG PENULIS
Matt Ridley adalah seorang penulis, jurnalis, dan ahli ilmu biologi yang terkenal karena karyanya yang meliputi berbagai topik, termasuk sains, evolusi, ekonomi, dan lingkungan. Ia lahir pada 7 Februari 1958 di Inggris, belajar di Eton College dan kemudian mendapatkan gelar BA (Hons) dalam zoologi dari Universitas Oxford.
Salah satu buku terkenal Ridley adalah "The Red Queen: Sex and the Evolution of Human Nature" (1993), di mana dalam buku ini ia mendiskusikan proses evolusi dan psikologi manusia dengan menggunakan analogi alamiah. Buku ini mendapatkan pujian karena menggabungkan sains dan narasi yang menarik. Barangkali salah satu buku paling terkenalnya adalah "The Rational Optimist: How Prosperity Evolves" yang edisi Indonesianya tengah kita bedah ini. Buku ini mengadvokasi pandangan optimis tentang perkembangan manusia dan kemajuan ekonomi, serta pentingnya inovasi dan perdagangan dalam memajukan masyarakat.
Salah satu ciri khas karya-karya Ridley adalah pendekatannya yang interdisipliner, menggabungkan berbagai bidang seperti biologi, ekonomi, sains, dan sejarah dalam pemikirannya. Dalam hal ini ia dapat disejajarkan dengan Yuval Noah Harari.
Ridley telah berbicara tentang isu-isu lingkungan dan perubahan iklim. Ia memiliki pandangan skeptis terhadap pendekatan yang mendominasi dalam perdebatan tentang perubahan iklim. Pandangan ini dieksplorasi dalam bukunya "The Lukewarmer's Way" (2020).
Karya-karya Ridley, terutama pandangan skeptisnya tentang perubahan iklim, telah menjadi kontroversial dan mendapat kritik dari beberapa kalangan ilmuwan dan aktivis lingkungan. Namun, ia juga memiliki pendukung dan penghargaan atas kontribusinya dalam popularisasi sains.
Kecuali itu, Ridley adalah seorang kolumnis tetap untuk The Times dan memiliki kontribusi dalam media lainnya. Di samping itu, ia pun menjadi kontributor untuk Wall street Journal, Economist dan Times of London. Ia juga tampil dalam acara radio dan televisi, membahas berbagai isu sains dan lingkungan.
Buku-buku Ridley telah terjual lebih dari 1 juta eksemplar di seluruh dunia serta diterjemahkan ke dalam 30 bahasa dunia. Di antara bukunya yang mendapatkaan sambutan meriah dari berbagai tokoh dunia adalah Genom. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Penerbit Gramedia.
Baca juga ulasan: Sapiens Yuval Noah Harari
ARAH BUKU
Optimis Rasional menyatakan bahwa dunia yang kita diami ini akan segera keluar dari berbagai krisis yang menghadang, karena cara pasar barang, jasa, dan gagasan membuat manusia dapat bertukar dan berspesialisasi secara jujur untuk mewujudkan kemaslahatan bersama.
Buku ini, sebagaimana yang diakui penulisnya, tidak dimaksudkan untuk mencaci maki segala jenis pasar, melainkan penelitian mengenai bagaimana proses pertukaran dan spesialisasi di pasar ternyata lebih tua dan lebih adil daripada yang dipikirkan mayoritas orang. Dan ini sekaligus memberi alasan yang kuat untuk terus merawat optimisme menyangkut masa depan umat manusia. Kecuali itu, buku ini juga mengurai hal-hal yang berkenaan dengan manfaat perubahan dari masa ke masa.
Buku ini disebut optimis rasional karena beberapa hal. Kita sampai ke optimisme bukan melalui temperamen atau mungkin naluri, melainkan dengan melihat bukti-bukti. Kemajuan umum yang berhasil dicapai manusia itu baik, bahwa dunia adalah tempat yang baik untuk didiami, bahkan dalam masa resesi atau krisis sekalipun. Dunia juga menjadi lebih kaya, lebih makmur, dan lebih sehat.
PERKAWINAN AKAL BUDI
Sejauh yang dapat saya tangkap, poin terpenting yang bisa dikatakan sebagai gagasan utama dalam buku ini adalah terjadinya evolusi pada peradaban dan sosial manusia. Di sini Ridley menegaskan bahwa seleksi alam juga terjadi, bukan hanya pada gen manusia, namun juga pada gagasan yang melahirkan budaya. Dan habitat gagasan adalah otak manusia. Asumsinya adalah bila suatu ciptaan diam-diam menyebar melalui proses peniruan yang melibatkan otak manusia secara kumulatif, maka hal ini dapat disebut sebagai evolusi sosial budaya. Dalam koteks ini, tegas Ridley, pada suatu saat sebelum seratus ribu tahun yang lalu, budaya mulai berevolusi dalam cara yang tidak pernah terjadi pada spesies lainnya, yakni dengan bereplikasi, bermutasi, bersaing, menyeleksi, dan berakumulasi, persis seperti apa yang dilakukan gen selama miliaran tahun. Seperti seleksi alam yang membangun mata sedikit demi sedikit, evolusi budaya manusia juga terjadi sedikit demi sedikit secara kumulatif dalam jangka waktu yang panjang.
Namun evolusi budaya yang terjadi pada manusia itu tidak orisinil dan tidak banyak membantu. Ridley menegaskan bahwa peniruan dan pembelajaran saja tidak cukup, meski dipraktikkan secara bernas dan cernas. Dan jika hanya mengandalkan kedua metode ini, maka budaya manusia bakal stagnan. Budaya berubah menjadi kumulatif saat gagasan-gagasan bertemu dan melakukan kawin silang. Pencipta rel kereta api bertemu gagasan dengan pencipta lokomotif, meski mungkin via pihak ketiga. Begitu juga dengan kertas dan percetakan, roda dan baja, internet dan telepon gemgam, tembaga dan timah, batu bara dan turbin, perngkat lunak dan perangkat keras, saling bertemu dan melakukan kawin silang.
Di bidang ekonomi, evolusi juga terjadi melalui seleksi alam yang ketat. Melalui pertukaran, manusia menemukan pembagian kerja yang mengarah pada spesialisasi upaya dan bakat demi keuntungan bersama. Selanjutnya spesialisasi mendorong inovasi. Inovasi dalam banyak kasus melahirkan dan sekaligus menghajatkan investasi.
Makin terdiversifikasi manusia sebagai konsumen dan terspesialisasi sebagai produsen, dan semakin banyak yang dapat dipertukarkan, maka semakin baik pula keadaan manusia.
Dan semakin banyak orang yang terlibat dalam pembagian kerja global, maka semakin besar spesialisasi dan pertukaran yang terjadi, dan pada akhirnya manusia semakin kaya dan makmur.
Di sisi lain, Ridley menjelaskan lebih lanjut bahwa di masa yang akan datang sangat mungkin manusia lebih dari sanggup mengatasi berbagai persoalan yang punya kerumitan sendiri semisal krisis ekonomi, ledakan penduduk yang tak terkendali, terorisme, perubahan iklim, HIV-AIDS, kemiskinan, obesitas, depresi, dan lainnya. Ini tentu tidak mudah. Namun nanti, mungkin pada 2120 atau lebih dekat dari itu kita, umat manusia akan jauh lebih baik keadaanya dibanding saat ini. Begitu juga yang berekenaan dengan ekologi planet yang dihuninya.
HARI INI YANG LEBIH BAIK
Buku ini menyajikan argumen yang kuat tentang optimisme dalam konteks perkembangan manusia dan kemajuan ekonomi. Ridley mengajukan pandangan bahwa meskipun tantangan dan masalah selalu ada, namun manusia secara keseluruhan telah mengalami kemajuan yang signifikan belakangan ini, di mana hal ini tidak pernah tercapai di abad-abad sebelumnya.
Melalui buku ini, Ridley menggambarkan bagaimana kualitas hidup manusia telah meningkat secara signifikan sepanjang sejarah. Ia membahas berbagai persoalan, seperti peningkatan harapan hidup, penurunan angka kematian bayi, akses terhadap pangan, dan perkembangan teknologi yang telah meningkatkan standar hidup.
Pada pertengahan abad ini, penduduk dunia akan berkembang menjadi hampir 10 miliar jiwa. Memang sebagian dari miliaran orang yang mendiami bumi saat ini, bisa jadi lebih parah keadaannya daripada manusia zaman batu. Namun mayoritas dari mereka bisa makan lebih enak dan bergizi, memiliki rumah yang jauh lebih layak, terhibur lebih baik, terlindung dari penyakit lebih baik, serta memiliki angka harapan hidup yang lebih lama daripada leluhurnya. Segala hal yang diinginkan dan dibutuhkan manusia telah naik pesat selama dua ratus tahun belakangan, baik yang berkenaan dengan harapan hidup, air bersih, udara bersih, waktu privasi, cara bepergian yang lebih cepat daripada berlari, hingga cara berkomunikasi yang lebih jauh daripada berteriak.
Hari ini juga ditandai dengan berbagai kemakmuran, semisal banyaknya kalori yang bisa didapat, watt, lumen-jam, meter persegi, gigabyte, megahertz, tahun cahaya, nano meter, kilometer per liter, bushel per hektar, mil udara, dan tentu saja uang yang lebih banyak dibanding leluhur.
Manusia di abad ini juga memiliki lebih banyak Velcro, vitamin, vaksin, sepatu, sinetron, penyanyi, pisau pemotong buah, peluru kendali, raket tenis, dan apa saja yang mungkin mereka butuhkan dan inginkan.
KITA YANG LEBIH KEBAL KANKER
Sejak akhir 1975-an, banyak ahli memperingatkan bahaya zat-zat kimia sintetis sebagai penyebab wabah kanker. Di antara orang tersebut adalah Wilhelem Hueper, kepala bagian riset kanker lingkungan hidup di National Cancer Institute AS. Ia berpendapat bahwa paparan sedikit saja zat kimia sintetis dapat menjadi penyebab utama kanker.
Dalam hal ini Ridley justru berasumsi sebaliknya. Ia mengemukakan satu data penting bahwa jumlah kasus kanker dan angka kematian akibat kanker terus menurun, berkurang kira-kira 16% antara tahun 1950 dan 1997. Dan laju penurunannya semakin cepat sesudah tahun itu. Kanker paru-paru pun ikut berkurang selagi orang semakin mengurangi menghisap rokok.
Pencarian wabah kanker akibat zat kimia sintetis, yang dilakukan dengan penuh semangat oleh banyak saintis sejak 1960-an jelas sia-sia. Pada 1980-an, hasil penelitian 2 ahli epidemologi, Richard Doll dan Ricahrd Peto, menyimpulkan bahwa angka kasus kanker yang disesuaikan dengan usia ternyata menurun. Kanker terutama yang disebabkan oleh asap rokok, infeksi, ketidakseimbangan hormon, dan diet yang tak seimbang, dan bahwa pencemaran zak kimia menyebabkan tak sampai 2% dari seluruh kasus kanker.
CATATAN PENUTUP
Meskipun mendapat pujian karena pendekatannya yang kelewat optimis dan informasi yang menarik, buku ini juga telah mendapat berbagai kritik karena pandangan kontroversialnya tentang isu lingkungan dan perubahan iklim. Beberapa ilmuwan dan aktivis lingkungan telah mengkritik pandangan Ridley yang dipandang terlalu optimis dan kurang mempertimbangkan dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi tanpa memperhitungkan konsekuensi lingkungan.
Namun lepas dari kritik itu, buku ini memberikan wawasan menarik tentang perjalanan manusia dalam menghadapi tantangan dan menciptakan kemakmuran.
Periode waktu bahasan buku ini maju mundur, ribuan-ratusan- puluhan tahun yang lalu hingga masa satu abad dari sekarang. Banyak data dan fakta diperbandingkan.
0 comments:
Posting Komentar