Senin, 31 Juli 2023

REVIEW BUKU ATOMIC HABITS



Deskripsi Ringkas Atomic Habits
Dalam versi Bahasa Inggris, judul lengkap buku James Clear ini adalah Atomic Habits: an Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break Bad Ones Tiny Changes, Remarkable Results. Panjang kan? Diterbitkan pertama kali pada tahun 2018 oleh Penguin Publishing Group, divisi penerbitan dari Penguin Random House LLC.

Buku ini kemudian dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Alex Tri Kantjono Widodo dan diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada September 2019 dengan judul besar Atomic Habits. Hingga Juni 2023 buku seharga Rp 108.000 ini telah naik cetak sebanyak 34 kali dan terjual lebih dari 100 ribu eksemplar di Indonesia.

Selain print edition dengan 342 halaman dan bersampul putih, Atomic Habits juga hadir dalam versi digital, diperuntukkan khusus bagi individu yang tidak mau ribet. Membaca buku menjadi fleksibel, bisa di mana saja dan kapan saja, bahkan saat mati lampu sekalipun. Asal batre gadget belum mampus, membaca tetap bisa dilakukan.

Tentang Penulis
James Clear merupakan penulis sekaligus penceramah dengan jam terbang yang tinggi megenai kebiasaan, pembuatan keputusan termasuk juga perbaikan yang berkelanjutan. Selama ini, karya-karyanya banyak dimuat dalam Time, The New York Times, Intrepreneur, Forbes, dan tak ketinggalan CBS This Morning. Situs webnya, jamesclear.com mendapatkan kunjungan hingga jutaan orang setiap bulannya, bahkan ratusan ribu di antaranya rela berlangganan email newsletter-nya yang menggugah.

Selain itu, Clear menjadi pembicara reguler pada perusahaan-perusahaan Fortune 500 dan karya-karyanya dimanfaatkan oleh tim-tim populer seperti NBA, NFL, dan juga MLB. Melalui The Habits Academy, sebuah lembaga kursus online-nya, Clear telah membantu lebih dari 10 ribu guru, pemimpin, pelatih, dan manajer. Untuk diketahui The Habits Academy merupakan platform pelatihan utama bagi individu-individu dan organisasi yang berminat membangun kebiasan-kebiasaan yang lebih baik dalam dunia kerja secara khusus dan dalam kehidupan sehari-hari secara umum.

Clear juga ternyata sosok atlet angkat berat dan juru foto profesional. Hingga kini ia tinggal di Columbus, Ohio bersama keluarga kecilnya.



Yang Jarang Orang Ketahui Tentang Buku Atomic Habits
Buku Atomic Habits bukanlah buku yang ditulis dalam satu waktu yang singkat. Bahkan pada awalnya tidak dimaksudkan sebagai buku panduan. Cikal bakalnya dapat dirunut hingga November 2012. Kala itu Clear, melalui jamesclear.com mulai memposting artikel-artikelnya mengenai pengalaman-pengalaman pribadinya, terkhusus yang berkenaan dengan kebiasaan-kebiasan. Ia mempoting artikelnya dua kali sepekan, yakni pada hari Senin dan Kamis. Hanya dalam beberapa bulan saja, kebiasaan yang diakuinya sederhana itu berhasil menggaet seribu email pertama, dan pada akhir 2013 angka itu merangkak naik menjadi lebih dari 30 ribu orang.

Pada 2014, daftar email-nya berkembang pesat hingga seratus ribuan pelanggan. Praktis ini menjadikannya sebagai salah satu newsletter dengan pertumbuhan yang paling cepat di dunia maya. Diakuinya bahwa ia merasa seolah menjadi pembual sejati selama dua tahun pertama dan tiba-tiba ia dikenal sebagai pakar dalam hal-hal yang berkenaan dengan kebiasaan. Ia merasa senang dengan fakta itu sekaligus membuatnya tidak nyaman. Dengan rendah hati ia tidak pernah memposisikan diri sebagai pakar dalam topik-topik mengenai kebiasaan, melainkan sekedar orang yang senang bereskperimen bersama dengan para pembacanya.

Pada 2015, Clear berhasil meraih 200 ratusan pelanggan email dan menandatangani kontrak penulisan dan penerbitan buku dengan Penguin Random House. Pada tahun ini juga ia banyak diminta berceramah pada beberapa perusahaan terkemuka mengenai pembentukan kebiasaan, perubahan perilaku, dan perbaikan yang berkesinambungan.

Berlajut pada tahun 2016. Artikel-artikelnya mulai dimuat secara teratur di Time, Intrepreneur, dan Forbes. Diperkirakan ada sekitar 8 jutaan orang yang membaca tulisannya pada tahun ini. Para pelatih di NFL, NBA, dan MLB menjadi pembaca setianya yang dengan senang hati membagi apa yang dibacanya kepada tim-tim mereka.

Pada awal 2017, ia mendirikan Habits Academy, yang menjadi ujung tombak pelatihan perdana bagi berbagai organisasi dan individu. Lebih dari 10 ribu pemimpin, manajer, pelatih, dan guru telah mengikuti pelatihan Habits Academy.

Dan pada 2018, saat buku Atomic Habits diterbitkan untuk pertama kalinya, jamesclear.com telah dikunjungi oleh jutaan orang setiap bulannya dan hampir 500 ribu orang menjadi pelanggan emal newsletter-nya. Jumlah ini sebetulnya di luar espektasi Clear sendiri, karena jangankan membayangkan menjadi pakar kebiasaan, memperoleh jutaan pembaca aktif web dan 500 ribuan pelanggan emal newsletter saja tidak pernah terbetik di benaknya.

Meski akhirnya menjadi penulis dan motivator terbaik mengenai habits, Clear pada sebagian besar awal hidupnya, seperti ia akui sendiri, ternyata tidak pernah memandang dirinya sebagai seorang penulis. Bahkan seperti yang dututurkannya, ia justru tidak memulai berkarya sebagai seorang penulis, melainkan ia menjadi penulis karena kebiasaan.

Baca juga: Review buku 21 Pelajaran untuk Abad Ke-21

Apa itu Atomic Habits?
Kebiasaan merupakan rutinitas atau perilaku yang dijalankan oleh seseorang secara teratur dan dalam banyak kasus, terjadi secara otomatis dan spontan. Pada sisi-sisi tertentu ini dapat disamakan dengan akhlak dalam khazanah Islam.

Perubahan-perubahan yang tampak kecil dan remeh lambat laun akan memberikan hasil yang menakjubkan bila saja seseorang bersedia menjalani setiap prosesnya bertahun-tahun lamanya. Karenanya, sukses dalam ranah apa pun merupakan produk langsung dari kebiasaan sehari-hari yang dijalani secara konsisten, alih-alih merupakan transformasi yang terjadi sekaligus dalam semalam.

Di saat seseorang merasa kesulitan untuk merubah kebiasaan tertentu, masalah utamanya bukan terletak pada diri orang itu. Pertama-tama yang harus dicurigai adalah bangunan sistemnya. Kebiasan buruk yang berulang terus menerus bukan disebabkan oleh pribadi seorang individu yang tidak menghendaki perubahan, melainkan karena ia memiliki sistem yang keliru untuk melakukan perubahan nyata.

Berkonsentrasi pada keseluruhan sistem, bukan pada sasaran yang tunggal, merupakan tema pokok buku Atomic Habits. Atomic habits merujuk pada suatu perubahan yang sangat kecil, peralihan yang sangat remeh, atau secara prosentase atomic habits adalah perbaikan yang hanya sebesar 1%. Namun perlu dicatat bahwa atomic habits bukan hanya soal kebiasan-kebiasaan lama mana pun, kendati ukurannya kecil. Atomic habits merupakan kebiasaan-kebiasaan kecil yang merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar. Persis seperti butiran-butiran atom yang membentuk molekul, atomic habits adalah unsur materi pembentuk hasil-hasil yang luar biasa.

Kebiasaan-kebiasaan tak ubahnya seperti atom dalam hidup kita. Tiap-tiap perubahan merupakan satuan elementer yang turut serta membentuk perbaikan secara keseluruhan. Pada awal mulanya, rutinitas kecil yang terkesan tidak bermakna, namun seiring berjalannya waktu akan saling membangun satu sama lain hingga akhirnya menjadi bahan bakar untuk kemenangan-kemenangan lebih besar yang berlipat-lipat sampai pada tingkatan yang jauh lebih besar dari biaya investasi awal yang dikeluarkan.

Inilah evolusi yang bertahap itu. Faktanya, kita tidak berubah dalam sejap dan langsung berubah menjadi sosok yang sama sekali baru. Kita berubah sedikit demi sedikit, hari demi hari, dari satu kebiasaan ke kebiasaan lainnya. Kita terus mengalami evolusi mikro diri.

Ringkasnya, atomic habits itu sangat kecil sekaligus sangat besar.



Lapis-Lapis Perubahan Perilaku
Alasan mengapa merubah kebiasaan menjadi teramat sulit kita lakukan disebabkan oleh dua hal saja: Pertama, kita berusaha merubah sesuatu namun ternyata salah sasaran, dan Kedua, kita berusaha merubah kebiasaan dengan cara yang tidak tepat.

Menyangkut sebab yang pertama, Clear memperkenalkan apa yang diistilahkan dengan tiga lapis perubahan perilaku yang terdiri dari lapis hasil, lapis proses, dan lapis identitas.

Lapisan pertama merubah hasil. Lapisan ini erat kaitannya dengan mengubah hasil, seperti menurunkan berat badan, memenangkan suatu kejuaraan, menerbitkan sebuah buku dan sebagainya. Umumnya sasaran yang ditetapkan berkaitan dengan lapisan perubahan ini.

Lapisan kedua merubah proses. Lapisan ini berhubungan dengan mengubah kebiasaan termasuk juga sistem, seperti menerapkan rutinitas yang baru di tempat kerja, merapikan meja kerja agar aliran kerja menjadi lebih baik atau mengembangkan suatu latihan meditasi. Kebanyakan kebiasaan yang dibangun berkenaan dengan lapisan kedua ini.

Lapisan ketiga dan ini yang paling dalam adalah merubah identitas. Lapisan ini berkaitan dengan merubah keyakinan secara fundamental. Ini mencakup pandangan dunia yang dianut, citra diri yang dibangun, termasuk juga penilaian diri, baik oleh diri sendiri ataupun orang lain.

Jika hasil merupakan hal-hal yang diperoleh, proses berkenaan dengan apa yang dilakukan, maka identitas berkenaan dengan apa yang diyakini.

Dalam konteks membangun kebiasaan-kebiasaan yang bertahan lama, yakni membangun sistem perbaikan 1%, masalah utamanya tidak mengarah pada satu lapisan yang lebih baik atau lebh jelek daripada lapisan yang lain. Prinsipnya, semua tingkat perubahan berguna dengan caranya sendiri-sendiri.

Masalahnya ada pada arah perubahan.

Kebanyakan individu memulai suatu proses pengubahan kebiasaan dengan berfokus hanya pada apa yang ingin mereka raih. Ini kemudian mengantar ke kebiasaan yang berbasis pada hasil. Alternatif yang dipandang paling relevan ialah membangun kebiasaan yang berbasis pada identitas tertentu. Dengan pendekatan terakhir ini, perhatian kita terfokus pada diri kita sendiri sebenarnya ingin menjadi sosok seperti apa.

Merubah kebiasaan akan sulit jika kita tidak pernah berupaya merubah keyakinan mendasar yang menjadi pengantar ke perilaku lama. Seringkali kita memiliki sasaran sekaligus rencana mencapai sasaran, namun kita lupa mengubah siapa sebenarnya kita. Mengubah siapa diri kita menyangkut citra diri atau persepsi diri atau identitas diri yang mau dibangun.

Kaidah umumnya adalah semakin bangga kita dengan aspek tertentu dalam identitas kita, maka kita akan semakin termotivasi untuk mempertahankan kebiasan-kebiasaan yang terkait dengannya.

Perilaku kita adalah cerminan identitas diri kita. Hal-hal yang kita kerjakan menunjukkan tipe kepribadian yang kita yakini. Misal, jika kita meyakini diri kita bodoh, maka dengan sendirinya kita berucap dan bertingkah laku yang sesuai dengan keyakinan itu. Ucapan dan perbuatan seolah memvalidasi identitas diri yang kita yakini. Itu sebabnya perubahan perilaku merupakan perubahan identitas itu sendiri. Fakta ini didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa begitu seorang individu meyakini aspek-aspek tertentu dari identitas mereka, maka mereka secara alami akan lebih mudah bertindak selaras dengan keyakinan itu.

Kebiasaan kita, dengan demikian tergantung pada bagaimana kita mewujudkan idetitas kita. Ketika kita merapikan tempat tidur kita atau tempat kerja kita setiap hari misalnya, maka kita sebetulnya tengah mewujudkan identitas diri sebagai orang yang terorganisasi. Saat kita membiasakan menulis setiap hari, walau satu paragraf misalnya, berarti kita tengah mewujudkan identitas sebagai orang yang kreatif. Dan ketika kita berupaya berolah raga setiap pagi, maka kita tengah mewujudkan identitas seorang yang atletis.

Semakin sering kita mengulang suatu perilaku, maka semakin sering juga kita memperkuat identitas yang berkenaan dengan perilaku itu. Faktanya, term identitas pada awalnya diturunkan dari akar kata essentitas dalam bahasa Latin yang bermakna ada. Sedang identidem mengarah pada makna berulang. Dengan begitu, identitas secara lughawi berarti ada yang diulang secara terus menerus dan sedikit demi sedikit.

Plus Minus Buku Atomic Habits
Setiap buku pasti memiliki plus minusnya sendiri. Bahkan terhadap buku yang ditulis dengan sangat seruis oleh penulis kawakan, dengan referensi yang melimpah, didasarkan pada hasil research mutakhir, dan dengan durasi waktu yang panjang sekalipun.

Buku tetaplah buku. Ia akan memberikan manfaat jika dibaca dan berupaya mempraktikkan isinya. Yang baik diambil, yang buruk dibuang. Tanpa itu buku akan kehilangan substansinya.

Salam literasi.......

Reviewer: Rusdan, bukan siapa-siapa.
Share:

0 comments:

Posting Komentar

neracabuku.blogspot.com